Kisah Yang Aneh, Namun Penuh Hikmah

Kisah Yang Aneh, Namun Penuh Hikmah
Dinukil dari kitab Tafsir Al Kabir Imam Fakhruddin Ar Razy

حُكِيَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ أَدْهَمَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ ضَيْفًا لِبَعْضِ الْقَوْمِ ، فَقَدَّمَ الْمَائِدَةَ ، فَنَزَلَ غُرَابٌ وَسَلَبَ رَغِيفًا ، فَاتَّبَعْتُهُ تَعَجُّبًا ، فَنَزَلَ فِي بَعْضِ التِّلَالِ ، وَإِذَا هُوَ بِرَجُلٍ مُقَيَّدٍ مَشْدُودِ الْيَدَيْنِ ، فَأَلْقَى الْغُرَابُ ذَلِكَ الرَّغِيفَ عَلَى وَجْهِهِ .

dikisahkan dari Ibrahim bin Adham (W.162 H), sesungguhnya beliau berkata : 
” Saya menjadi tamu pada sebagian kaum, lalu dihidangkan makanan, kemudian seekor burung gagak turun, dan merampas roti, saya pun mengikutinya karena keheranan, kemudian burung itu turun di sebagian anak bukit, ternyata di sana terdapat seorang lelaki yang kedua tangannya terikat dengan kuat, lalu burung itu menjatuhkan roti di depan lelaki tersebut. “

وَرُوِيَ عَنْ ذِي النُّونِ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ فِي الْبَيْتِ إِذْ وَقَعَتْ وَلْوَلَةٌ فِي قَلْبِي ، وَصِرْتُ بِحَيْثُ مَا مَلَكْتُ نَفْسِيَ ، فَخَرَجْتُ مِنَ الْبَيْتِ وَانْتَهَيْتُ إِلَى شَطِّ النِّيلِ ، فَرَأَيْتُ عَقْرَبًا قَوِيًّا يَعْدُو فَتَبِعْتُهُ ، فَوَصَلَ إِلَى طَرَفِ النِّيلِ ، فَرَأَيْتُ ضُفْدَعًا وَاقِفًا عَلَى طَرَفٍ الْوَادِي ، فَوَثَبَ الْعَقْرَبُ عَلَى ظَهْرِ الضُّفْدَعِ وَأَخَذَ الضُّفْدَعُ يَسْبَحُ وَيَذْهَبُ ،

diriwayatkan dari Dzun nun Al misri (W. 245 H), sesungguhnya beliau berkata : 
” Saya berada di rumah, ketika kegelisahan menimpa hati saya, saya pun tidak menguasai diri saya, maka saya keluar dari rumah, dan berhenti di tepi sungai nil, kemudian saya melihat kalajengking yang kuat sedang berlari, maka saya mengikutinya, kalajengking itu sampai pada ujung sungai nil, kemudian saya melihat katak yang berdiam di ujung lembah, lalu kalajengking duduk di atas punggung katak, dan katak pun berenang dan pergi,

فَرَكِبْتُ السَّفِينَةَ وَتَبِعْتُهُ فَوَصَلَ الضُّفْدَعُ إِلَى الطَّرَفِ الْآخَرِ مِنَ النِّيلِ ، وَنَزَلَ الْعَقْرَبُ مِنْ ظَهْرِهِ ، وَأَخَذَ يَعْدُو فَتَبِعْتُهُ ، فَرَأَيْتُ شَابًّا نَائِمًا تَحْتَ شَجَرَةٍ ، وَرَأَيْتُ أَفْعَى يَقْصِدُهُ ، فَلَمَّا قَرُبَتِ الْأَفْعَى مِنْ ذَلِكَ الشَّابِّ وَصَلَ الْعَقْرَبُ إِلَى الْأَفْعَى ، فَوَثَبَ الْعَقْرَبُ عَلَى الْأَفْعَى فَلَدَغَهُ ، وَالْأَفْعَى أَيْضًا لَدَغَ الْعَقْرَبَ ، فَمَاتَا مَعًا ، وَسَلِمَ الْإِنْسَانُ مِنْهُمَا .

kemudian saya naik perahu mengikuti kemana perginya katak itu, kemudian katak sampai di ujung yang lain dari sungai nil, kalajengking pun turun dari punggung katak, dan kemudian lari, saya pun mengikutinya, kemudian saya melihat seorang pemuda yang sedang tidur di bawah pohon, dan saya melihat seekor ular yang sedang menuju ke arah pemuda itu, ketika ular tersebut semakin dekat dengan pemuda tersebut, kalajengking pun sampai pada tempat ular, maka kalajengking pun melompat pada ular kemudian menyengatnya, ular pun mematuk kalajengking, kemudian keduanya mati bersamaan, manusia pun selamat dari keduanya. “

وَيُحْكَى أَنَّ وَلَدَ الْغُرَابِ كَمَا يَخْرُجُ مِنْ قِشْرِ الْبَيْضَةِ يَخْرُجُ مِنْ غَيْرِ رِيشٍ فَيَكُونُ كَأَنَّهُ قِطْعَةُ لَحْمٍ أَحْمَرَ ، وَالْغُرَابُ يَفِرُّ مِنْهُ وَلَا يَقُومُ بِتَرْبِيَتِهِ ، ثُمَّ إِنَّ الْبَعُوضَ يَجْتَمِعُ عَلَيْهِ لِأَنَّهُ يُشْبِهُ قِطْعَةَ لَحْمٍ مَيِّتٍ ، فَإِذَا وَصَلَتِ الْبَعُوضُ إِلَيْهِ الْتَقَمَ تِلْكَ الْبَعُوضَ وَاغْتَذَى بِهَا ، وَلَا يَزَالُ عَلَى هَذِهِ الْحَالِ إِلَى أَنْ يَقْوَى وَيَنْبُتُ رِيشُهُ وَيَخْفَى لَحْمُهُ تَحْتَ رِيشِهِ ، فَعِنْدَ ذَلِكَ تَعُودُ أُمُّهُ إِلَيْهِ ، وَلِهَذَا السَّبَبِ جَاءَ فِي أَدْعِيَةِ الْعَرَبِ : يَا رَزَّاقَ النَّعَّابِ فِي عُشِّهِ ،
فَظَهَرَ بِهَذِهِ الْأَمْثِلَةِ أَنَّ فَضْلَ اللَّهِ عَامٌّ ، وَإِحْسَانَهُ شَامِلٌ ، وَرَحْمَتَهُ وَاسِعَةٌ .

dan dikisahkan : 
” Sesungguhnya anak gagak sebagaimana keluar dari cangkang telur, keluar tanpa bulu, maka seakan-akan anak gagak itu sepotong daging berwarna merah, (induk) gagak pun pergi menghindar tidak berdiam diri untuk mendidik anaknya, kemudian nyamuk-nyamuk pun datang mengerubungi, karena seakan-akan anak gagak itu sepotong daging bangkai. 
ketika nyamuk-nyamuk sudah sampai pada anak gagak itu, nyamuk-nyamuk itu pun dilahap dan dijadikan santapan oleh anak gagak, keadaan ini terus berlangsung hingga anak gagak menjadi kuat dan memiliki bulu dan dagingnya pun samar tertutupi bulu, dan ketika dagingnya sudah tertutupi dengan bulu, induknya pun kembali padanya.

dan karena sebab inilah, terdapat doa arab :

يا رزاق النعاب في عشه

— yaa rozzaqon na’ ‘aabi fii ‘asysyihi —

” wahai Dzat Yang Memberi Rizki anak gagak dengan keadaan tetap di sarangnya. “

maka dengan beberapa contoh inilah, tampak jelas bahwa karunia Allah itu merata untuk umum, kebaikannya mencakup kesemuanya, dan rahmatnya luas.

wallohu a’lam.

0 Response to "Kisah Yang Aneh, Namun Penuh Hikmah"

Posting Komentar

close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==